Dari Tual untuk Indonesia

Mar 12, 2024

BERANJANGSANA ke Kota Tual, Provinsi Maluku, rasa-rasanya, menjadi satu dari sekian kenangan yang tak terlupakan. Kota dengan motto Larvur Ngabal ini terletak di Pulau Dullah, bagian dari Kepulauan Kei. Berada di tengah Laut Banda, dan dikelilingi 66 pulau kecil, menjadikan Kota Tual kaya akan ikan. Di daerah yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara itu, saya temukan perubahan yang mengagumkan. Sebuah perubahan yang diperjuangkan secara kolaboratif dalam bidang pendidikan. Bersua muka dengan para guru, murid, dan aktor-aktor penggerak pendidikan di Kota Tual, saya mengunduh kesimpulan bahwa komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini layak diacungi jempol. Saya kagum dengan Dinas Pendidikan Kota Tual, yang memiliki komitmen kuat dan aksi nyata dalam mendukung para guru dan kepala sekolah, sehingga menjadi energi yang menggerakkan lokomotif perubahan pendidikan di Kota Tual. Sosok di balik transformasi pendidikan itu adalah Mudatsir Tamher, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tual. Ia kunci perubahan pendidikan di Kota Tual. Ia menggarap pusparagam strategi dan gerakan. Satu di antaranya adalah menggalakkan pembelajaran berdiferensiasi dan menghilangkan budaya penghukuman fisik di sekolah. Ia bercerita bahwa selama ini sudah lumrah guru menghukum siswa dengan hukuman fisik. Namun puji syukur, sekarang berangsur berubah. Satu hal menarik dari kunjungan saya di Kota Tual adalah fakta bahwa istri Mudatsir, yaitu Aning Rahayaan, merupakan guru penggerak angkatan 1 di SD Negeri 12 Tual. Dengan demikian, mereka berdua adalah pasangan penggerak pendidikan di Kota Tual. Mudatsir bercerita bahwa ia memimpin transformasi pendidikan di daerah ini dengan kearifan lokal masyarakat dan filosofi Maren yang bermakna gotong royong. Ia mengajak guru untuk saling berempati, berbagi, dan berkolaborasi. Saling terbuka, dan mendukung satu sama lain. Tentu, ajakan itu bukan sekadar gincu pemanis bibir. Ia membuktikan dengan memberikan ruang, dukungan, dan semangat kepada para guru penggerak untuk bergerak dan menggerakkan guru-guru lainnya. Mudatsir juga menyampaikan rasa syukur bahwa saat ini ada 14 guru penggerak yang telah menjadi kepala sekolah, dan mereka berkolaborasi dengan beberapa kepala sekolah pelaksana PSP di Kota Tual, untuk membantu akselerasi pemanfaatan teknologi oleh para guru. Kisah-kisah inspiratif itu makin membuncah saat saya lihat hubungan yang harmonis dan saling menguatkan antara kepala sekolah dan dinas pendidikan. Berbagai tantangan yang dihadapi kepala sekolah selalu didengarkan, dan didukung dinas pendidikan dengan mencari solusi bersama-sama. Selama di Kota Tual, saya sempat terlibat dalam diskusi yang bermakna dan penuh inspirasi dengan para kepala sekolah. Mereka menceritakan perubahan-perubahan yang telah dilakukan, walaupun masih dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti; merubah pola pikir guru yang belum berpihak kepada murid, keterbatasan sarana prasarana, sampai tantangan geografis, di mana antara lokasi satu dan lainnya dipisahkan lautan, seperti Pulau Kur, yang berjarak 103 kilometer atau 57 mil laut dari Kota Tual. Namun para kepala sekolah dan guru penggerak selalu memiliki daya upaya untuk dapat menghadapi berbagai tantangan tersebut. Mereka bercerita bahwa setelah mempelajari filosofi Ki Hajar Dewantara, Sosial Emotional Learning, Aset Based Thinking, Pengelolaan Sumber Daya Sekolah, disiplin positif, dan berbagai materi di PGP, banyak sekali perubahan dan dampak positif yang terjadi. Kini, secara perlahan namun pasti, semakin banyak guru yang memiliki pola pikir berpusat kepada murid. Sedangkan kepala sekolah menggunakan berbagai aset yang ada untuk mengembangkan visi sekolah, mengelola emosi, dan mencari solusi strategis dalam merangkul guru yang beragam. Mereka juga menciptakan budaya belajar berbagi melalui komunitas belajar. Kepada para Aktor Penggerak Kota Tual, terima kasih atas inspirasi dan kontribusi yang telah dilakukan. Teruslah menjadi teladan untuk kelahiran ekosistem pendidikan yang berdaya saing tinggi, sehingga pembelajaran bisa menyenangkan dan berpihak kepada murid. Perubahan-perubahan kecil dan bermakna dari seorang pemimpin pembelajaran akan turut mengubah masa depan pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Semoga!

Share:
No Comments
Berikan komentar
Unduh FileSE Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021
UNDUH SEKARANG
logo

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Permendikbudristek Nomor 28 Tahun 2021 menjelaskan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, diantaranya adalah merumuskan kebijakan peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan kesetaraan.
KONTAK KAMI
KANTOR PUSATKompleks Kemdikbud Gedung E Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
021-5725610
021-5725610
pauddikdasmen@kemdikbud.go.id
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Copyright © 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi All rights reserved.