Rapor Pendidikan Wujudkan Kualitas Pendidikan Berkelanjutan

Mar 12, 2024

Rapor Pendidikan yang telah dirilis Kemendikbudristek sejak 1 April 2022, saat ini makin terarah pada peningkatan kualitas pendidikan yang berkelanjutan. Karena itu, sejumlah stakeholder pendidikan mulai dari unsur dinas pendidikan, satuan pendidikan, komite sekolah, dan orangtua mengaku merasakan manfaat Rapor Pendidikan.

(I)

MENGENAKAN baju muslimah warna hitam dengan jilbab orange, Eka Annisa, Kepala Sekolah Haraki Preschool, Depok, menjawab lugas pertanyaan Iwan Syahril, Direktur Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen, tentang strategi sekolahnya dalam memperbaiki kualitas pendidikan, sebelum ada Rapor Pendidikan. “Base (dasar) kami untuk melakukan perbaikan adalah monitoring-evaluasi,” kata Eka, Selasa, 5 Maret 2024, pada acara Rapor Pendidikan 2024 (Mewujudkan Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia yang Berkelanjutan) di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek, Senayan. Eka mengaku bahwa saat itu, ia dan para guru di Haraki Preschool hanya fokus pada kondisi ideal yang ingin dicapai dengan cara membandingkan antara kondisi riil dengan kondisi yang diharapkan. “Lalu rencana tindak lanjut,” tambahnya. Eka menambahkan, saat itu ia belum menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif, seperti menelaah pendekatan guru kepada muird dan proses pembelajarannya. “Memang, dampaknya masih minor,” ungkapnya. Eka bukan satu-satunya kepala sekolah yang kerepotan mencari alat ukur dalam pembenahan sekolah. Dedeh Kurniasih, Kepala SLB Negeri 01 Jakarta merasakan pengalaman serupa. Perempuan berkacamata dengan busana dan jilbab yang seirama dengan Eka ini bercerita, bahwa sebelum menggunakan Rapor Pendidikan, ia dan para guru di SLB Negeri 01 Jakarta menggunakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS), dan fokus pada skala prioritas yang akan dilaksanakan tanpa menggali akar permasalahannya. “Kami tidak terpikir tuh,” ujarnya. Kondisi yang dialami Eka dan Dedeh tersebut, saat ini berubah. Seiring kehadiran Rapor Pendidikan, baik Eka dan Dedeh lebih jeli melihat akar masalah dan lebih terarah menentukan masa depan sekolahnya. Berbekal data yang ada di Rapor Pendidikan, mereka dapat dengan mudah mengidentifikasi capaian dan akar masalah, melakukan refleksi, serta merancang langkah-langkah pembenahan yang efektif berbasis data. “Nah sesudah ada Rapor Pendidikan, itu terus terang kami sangat terbantu, gitu ya pak. Karena di Rapor Pendidikan itu sudah tertera: masalahnya apa? akar masalahnya apa? terus bentuk pembenahannya juga apa? Jadi sudah terarah gitu,” ujar Dedeh dengan wajah sumringah. Senada dengan Dedeh, Eka juga dapat melihat lebih cermat akar masalah yang dihadapi sekolahnya. “Kami sangat terbantu sekali,” ujarnya. “Menarik sekali ketika bisa mengidentifikasi kemudian melakukan refleksi yang lebih detail, sehingga kami tahu; apa sih yang jadi program prioritas dan dibutuhkan oleh satuan pendidikan kami, gitu,” ujarnya senang.

(II)

RAPOR Pendidikan pertama kali diluncurkan pada Jumat, 1 April 2022. Saat itu, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa Rapor Pendidikan adalah dokumen, di mana setiap sekolah dapat menggunakan datanya yang komprehensif untuk mengidentifikasi masalah (menganalisa), melakukan refleksi, dan mengajukan pembenahan yang tepat untuk sekolahnya masing-masing. “Jadi ini adalah perubahan paradigma, Bapak/Ibu. Rapor Pendidikan itu bukan untuk menghukum, tapi untuk memberikan indikator bagi stakeholder pendidikan; di mana saya harus benerin? di mana saya harus melangkah?” ujar pria yang akrab disapa Mas Menteri ini. Dua tahun kemudian, tepatnya pada hari Selasa, 5 Maret 2024, Mas Menteri kembali menegaskan bahwa Rapor Pendidikan merupakan alat bantu bagi sekolah untuk melakukan identifikasi masalah, refleksi akar masalah, dan menentukan prioritas pembenahan. “Dengan siklus ini, peningkatan kualitas satuan pendidikan menjadi jauh lebih tepat sasaran dan berkelanjutan. Kami di Kemendikbudristek juga terus mengembangkan Rapor Pendidikan agar senantiasa menjadi alat bantu yang dapat menjawab kebutuhan seluruh pemangku kepentingan,” tegasnya. Pada kesempatan itu, Mas Menteri juga menyampaikan bahwa mulai tahun 2024, satuan PAUD dapat mengakses hasil survei lingkungan belajar di Rapor Pendidikan. “Dengan demikian, saat ini semua jenjang satuan pendidikan dapat menggunakan data dalam Rapor Pendidikan untuk meningkatkan layanan dan kualitas pendidikannya,” pungkasnya. Sementara itu, Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), mengatakan bahwa sumber data yang digunakan dalam Rapor Pendidikan sangat komprehensif, mulai dari hasil AN untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah; hasil survei lingkungan belajar untuk jenjang PAUD; ditambah data dari Dapodik; ARKAS; akreditasi sekolah; data guru dari Direktorat GTK; treasure study untuk menghitung keterserapan lulusan SMK di dunia kerja; dan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). “Jadi ini mahal sekali bapak/ibu. Kita mengumpulkan data dari berbagai sumber, biar kita yang repot menyediakan data-data ini; mengombinasikannya, menghitungnya, dan menjadikannya dalam bentuk indikator serta menyajikannya dalam platform yang mudah untuk dibaca dan digunakan,” ujar Anindito. Saat ini, tambah Anindito, ada tiga jenis Rapor Pendidikan, yaitu Rapor Pendidikan untuk sekolah, Rapor Pendidikan untuk Pemda. “Dan Insyaallah beberapa waktu lagi akan kita luncurkan Rapor Pendidikan versi publiknya. Ditunggu tanggal mainnya,” ujarnya sambil tersenyum.

(III)

DEDEH memperbaiki letak kacamatanya. Di hadapan Iwan Syahril dan audiens acara Rapor Pendidikan 2024, ia mengatakan bahwa Rapor Pendidikan berdampak positif pada sekolah yang ia pimpin. “Ya, sangat berdampak,” tegas Dedeh. Dedeh menambahkan bahwa dengan Rapor Pendidikan, seolah ia diarahkan. Sehingga, dengan mudah ia mampu mengidentifikasi akar masalah, lengkap dengan jalan keluarnya. Pembenahan kualitas sekolah tergambar jelas di Rapor Pendidikan. “Kita tinggal melihat apa yang harus dilakukan oleh sekolah. Saya lihat sekarang ini yang yang agak kurang itu di literasi dan numerasi. Tahun sebelumnya kan merah. Sekarang ada tulisan kurang. Berarti agak meningkat, walaupun belum dinyatakan baik,” kata Dedeh sembari melempar senyum. “Sekarang lebih terarah,” imbuhnya. Setelah mengetahui akar masalah dan solusi yang harus digarap, kemudian Dedeh melangkah ke Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk menganggarkan pelbagai kegiatan pembenahan kualitas pendidikan. Bagi Dedeh, pembenahan tak melulu membutuhkan biaya. “Ada yang ber-budget dan ada yang tidak. Jadi tidak semuanya harus mengeluarkan uang dari BOSP,” kata Dedeh. Buah manis Rapor Pendidikan itu juga dirasakan oleh Eka. Ia mampu melihat dengan detail dan cermat kondisi sekolahnya. Mulai dari akar masalah yang terjadi hingga solusi yang mesti digarap. Ia menyadari, keberadaan Rapor Pendidikan mampu memproyeksi kualitas satuan pendidikan, karena semua dirancang menggunakan Perencanaan Berbasis Data (PBD). “Setelah kita melakukan PBD itu ada peningkatan kompetensi sehingga kita bisa membuat komunitas belajar, membuat workshop-workshop dan juga sampai memanggil narasumber untuk menilik; apa sih yang mau dituju untuk peningkatannya itu,” ungkap Eka bangga. “Jadi, alhamdulillah. kami sudah mengakses Rapor Pendidikan, dan begitu dibuka itu warnanya langsung hijau semua,” imbuhnya sembari melempar senyum.

(IV)

MANFAAT Rapor Pendidikan tidak hanya dirasakan kepala sekolah. Kholid, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, mengaku bahwa Rapor Pendidikan berhasil membantunya merumuskan strategi peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Pekalongan. Setelah mengidentifikasi akar masalah dan merefleksikannya, Kholid melakukan pembenahan pendidikan di daerah yang terkenal dengan kuliner Nasi Megono dan Soto Tauto ini dengan membentuk Tim 23, yang terdiri dari kepala sekolah, guru penggerak, operator, pengawas dan pegawai dinas pendidikan. Menurut Kholid, Tim 23 bekerja secara gotong-royong. Setiap Sabtu mereka membuka Rapor Pendidikan dan melihat satuan pendidikan yang membutuhkan pendampingan. Mereka tergerak dan bergerak tanpa pembiayaan dan mampu berjalan hingga saat ini. “Manakala di tahun 2022 Rapor Pendidikannya kurang maksimal, itulah yang harus kita dampingi, baik tata cara pembelajarannya dan kualitas gurunya. Di situ kita dampingi selama setahun,” jelas Kholid. “Alhamdulillah tahun ini naik kurang lebih 14 persen; yang sebelumnya 65 persen kini menjadi 79,92 persen,” kata Kholid disambut tepuk tangan audiens. Di samping itu, Kholid juga menjahit komunikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait tentang Rapor Pendidikan. Ia sosialisasi ke DPRD, Bappeda, hingga SKPD lainnya. “Rapor Pendidikan itu sebagai pijakan perencanaan yang ada di Kabupaten Pekalongan termasuk di satuan pendidikan. Dengan hadirnya Rapor Pendidikan, sekolah juga bisa memberikan masukan-masukan ke dalam data yang harus kita laksanakan dari tahun ke tahun,” tutup Kholid. Lebih jauh, Rapor Pendidikan juga berdampak positif kepada wali murid. Ini seperti disampaikan Yayuk, wali murid di SMA 78 Jakarta, dan Ayunda, wali murid salah satu sekolah dari Medan, Sumatera Utara. Keduanya merasa senang bukan kepalang saat Rapor Pendidikan digunakan di sekolah anak-anak mereka. “Ini sangat penting, dan kami merasa bersyukur saat melihat poster Rapor Pendidikan dipampang di halaman sekolah. Sehingga orang tua dengan mudah melihat hasilnya,” ungkap Yayuk. Perempuan yang juga merupakan anggota komite sekolah itu, tak hanya melihat informasi Rapor Pendidikan. Ia juga tergugah untuk bergerak memberikan kontribusi kepada sekolah dalam peningkatan keamanan dan kenyamanan sekolah. Ia mengorganisir seminar guna meningkatkan pengetahuan orang tua dan murid mengenai urgensi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. “Lingkungan yang kondusif itu supaya anak-anak ini optimal dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan potensi, minat, dan bakatnya. Itu merupakan kewajiban kita bersama,” tegas Yayuk. “Kami memberikan informasi tentang peran orang tua dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Kami juga memberikan seminar kepada anak-anak terkait menjadi remaja cerdas berkarakter, berakhlak mulia menuju generasi emas 2045,” imbuhnya. Pengalaman manis yang dialami Yayuk itu, tak dirasakan Ayunda. Ia mengaku kesulitan mengakses Rapor Pendidikan. Ia butuh usaha keras untuk mendapatkannya. Namun akhirnya, ia berhasil memperoleh Rapor Pendidikan. “Oh, akhirnya ada sesuatu nih di rapor pendidikan, yang tidak hanya berisi kegiatan saja, tapi ada gebrakan,” kata Ayunda senang. Di titik itu, Ayunda menyadari bahwa selama ini sekolah cenderung menilai peserta didik secara general. Namun ketika ada Rapor Pendidikan, ada enam hal yang disasar. Hal tersebut menjadi modal dan bahan bagi Ayunda untuk ketemu dan berbincang dengan sekolah. “Saya ngomong, sekarang ada datanya,” kata Ayunda. “Apalagi ketika saya lihat ada karakter, yang diletakkan sebelum kualitas pembelajaran, itu saya ngerasa seperti satu hati dengan Kemendikbud. Karena akhirnya kita sepaham, bahwa ternyata untuk mencapai kualitas pembelajaran yang baik itu dimulai dari karakter,” imbuh Ayunda menerangkan. Bagi Ayunda, Rapor Pendidikan bukanlah sesuatu yang memalukan. Itu sebabnya, ia menghimbau kepada kepala sekolah untuk terbuka dan tak perlu menutup-nutupi. Bahkan, tambah Ayunda, Rapor Pendidikan bisa menjadi salah satu media untuk meningkatkan kolaborasi antara orang tua dan sekolah.*

Share:
No Comments
Berikan komentar
Unduh FileSE Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021
UNDUH SEKARANG
logo

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Permendikbudristek Nomor 28 Tahun 2021 menjelaskan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, diantaranya adalah merumuskan kebijakan peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan kesetaraan.
KONTAK KAMI
KANTOR PUSATKompleks Kemdikbud Gedung E Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
021-5725610
021-5725610
pauddikdasmen@kemdikbud.go.id
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Copyright © 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi All rights reserved.